Senin, 29 Desember 2008

Biarkan Allah Menghapus & Menggantinya...

Biarkan Allah Menghapus & Menggantinya.....

Seorang kawan menuliskan dalam kolom fs-nya:

Tulislah rencanamu dengan sebuah pensil, tapi berikan penghapunya kepada Allah. Izinkan Dia menghapus bagian-bagian yang salah & menggantikan dengan rencana-Nya yang indah di dalam hidupmu. Maka engkau akan bersyukur atas apapun yang terjadi...

Sebuah nasehat yang indah. Jika dilakukan dengan penuh ketulusan akan menuai ketenangan. Jika dijalankan dengan penuh kejujuran, akan berujung dengan kedamaian.

Prnah ada seorang sopir tua yang ditanya oleh majikannya tentang cuaca di hari itu. “Bagaimana cuaca hari ini?” tanya sang majikan. “Cuaca hari ini adalah cuaca yang saya sukai”, kata sang sopir. Dengan perasaan heran, sang majikan bertanya lagi, “Bagaimana bisa?”. Sang sopir lalu berkata, ”sudah sekian tahun dalam hidup saya, saya tidak selalu mendapatkan apa yang saya inginkan. Jadi saya belajar menyukai apapun yang saya dapatkan.”

Memang dalam perjalanan hidup kita, tak selamanya kita mendapatkan apa yang kita inginkan. Jadi, adalah tindakan yang bijak jika kita slalu berusaha menyukai dan mensyukuri apa yang kita dapatkan. Tapi, bukan berarti kemudian kita hanya berpangku tangan. Kerja keras harus ada. Kemudian diikuti dengan kepasrahan.

Pasrah bukan berarti kita berpangku tangan. Pasrah yang sesungguhnya adalah berusaha sekeras mungkin dengan berbagai strategi dan kemudian menyerahkan hasilnya kepada Allah. Dengan begitu, ketenangan dan kedamaian akan selalu menghinggapi hati kita. Karena kita yakin sepenuhnya, bahwa belum tentu yang kita inginkan adalah yang terbaik menurut Allah. Dan bisa saja, apa yang tidak kita inginkan, justru yang terbaik untuk kita dalam pandangan Allah...

Semoga ayat berikut bisa menjadi renungan buat kita,

“...Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah :216)

Sabtu, 27 Desember 2008

Semuanya Kecil, Allahu Akbar!....

Untuk bisa menikmati indahnya hidup, kita harus sadar bahwa sebagian besar masalah yang kita hadapi sebenarnya adalah masalah-masalah kecil. Namun masalah-masalah tersebut seringkali membuat kita marah, bingung, gelisah dan sedih.

Memang tidak semua masalah yang kita hadapi dalam hidup adalah masalah-masalah kecil. Tetapi jika kita mau meluangkan waktu sejenak untuk merenungkannya, maka akan tampak bahwa sebagian besarnya adalah masalah-masalah kecil. Tetapi bagaimana kita kita bisa membedakannya?......

Ketika masalah-masalah itu datang, tanyakan pada diri kita, apakah kita masih memikirkannya 2 tahun kemudian setelah masalah itu menimpa kita? Jika setelah 2 tahun kita tidak lagi memikirkannya, berarti masalah itu hanyalah masalah kecil yang tidak penting.

So, mengapa kita harus membiarkan hal-hal tak penting merampas keindahan hidup yang seharusnya kita nikmati. Adalah tindakan yang bijak jika kita mau melihat masalah dalam kerangka yang lebih luas. Dengan begitu, kita akan merasa damai karena tidak lagi meributkan hal-hal yang kecil.

Bahkan dalam cara pandang yang lebih bijak lagi, semua hal yang ada di dunia ini hanyalah hal-hal kecil. Semuanya. Benda yang paling berharga sekalipun dapat hilang dalam sekejap dengan mudah. Lalu, jika semuanya hilang dari hidup kita, apakah kita tidak berhak lagi menikmati indahnya hidup? Jelas tidak! Semuanya hanyalah hal-hal kecil, Allah-lah yang Maha Besar!....

Jumat, 26 Desember 2008

Hidup itu Indah.....

Judul di atas bukanlah kata-kata untuk menghibur bagi yang sedang lara atau tertimpa masalah. Tetapi hidup itu memang indah. Itu kenyataan. Kita bisa menikmati indahnya hidup setiap hari, dalam setiap tarikan napas kita.

Yang membuat hidup kita indah adalah diri kita sendiri. Bukan orang lain atau hal-hal di luar kita, seperti ketenaran ataupun kekayaan. Terkadang kita menyamakan hidup yang indah itu dengan memiliki uang atau harta yang melimpah. Namun faktanya banyak orang yang bergelimang harta tetapi belum merasakan indahnya hidup. Tidak sedikit dari mereka yang hidupnya diwarnai ketakutan, kegelisahan dan ketidak-tentraman. Bahkan sampai pada tindakan yang ekstrim, ada yang bunuh diri padahal kemasyhuran dan harta bersama mereka. Lalu, dimana sebenarnya letak keindahan hidup itu?......

Keindahan hidup tidak ditentukan oleh sesuatu yang kita miliki, tetapi terletak pada cara kita memandang hidup ini. Bukan pada apa yang kita lihat, tetapi pada jendela yang kita gunakan untuk melihat. Jika kita melihat dari jendela yang bersih dan indah, maka apa yang kita lihat akan tampak indah. Sebaliknya jika kita melihat pada jendela yang kotor, maka penglihatn kita menjadi tidak jelas dan apa yang kita lihat menjadi tidak indah. Begitu pula dalam hidup, jika paradigma atau cara kita memandang hidup salah, maka hidup kita menjadi tidak indah...

Jadi, untuk menikmati indahnya hidup kita tidak perlu syarat. Kita hanya perlu merubah cara pandang atau paradigma kita terhadap sesuatu yang datng silih berganti dalam hidup kita. Kita bebas memilih, menikmatinya atau menyesalinya. Kita bebas memilih, mengambil pelajaran dari setiap kegembiraan dan masalah kita, atau membiarkannya berlalu begitu saja tanpa makna dan tanpa menikmatinya. Hidup yang indah itu adalah pilihan, tanpa syarat!!...

Menerima Orang Lain Apa Adanya, Bukan Ada Apanya....

Setiap orang memiliki karakter dan kemampuan yang berbeda. Jika kita memperlakukan mereka sesuai dengan keadaan mereka, maka insya Allah kita akan merasakan indahnya berinteraksi dengan orang lain. Hasilnya adalah sebuah ketentraman bagi kedua belah pihak.

Agar kita bisa menerima orang lain apa adanya, sebaiknya kita memperlakukan mereka sesuai dengan keadaan mereka, belajar memandang sesuatu dengan cara pandang mereka dan berpikir secara jujur tentang apa yang mereka inginkan, bukan apa yang kita inginkan.

Ada sebuah kisah yang diceritakan oleh Dale Carnagie dalam bukunya Bagaimana Mencai Kawan dan Mempengaruhi Orang Lain. Yaitu tentang seorang ayah dan anaknya yang ingin memasukkan seekor anak kuda kedalam kandang. Sang ayah menarik anak kuda tersebut dengan sekuat tenaga, sementara kuda tersebut tetap bertahan.

Mereka melakukan kesalahan kerena berpikir sesuai dengan keinginan mereka dan mengabaikan keinginan anak kuda tersebut. Di dekat kandang kuda itu, ada seorang pelayan wanita yang sedang menyaksikan peristiwa tersebut. Ia kemudian memasukkan jarinya kedalam mulut anak kuda itu dan menggiringnya kedalam kandang dengan mudah.Wanita ini mampu melakukan ‘IQRA’ sebelum melakukan tindakannya. Ia bisa ‘membaca’ apa yang diinginkan anak kuda tersebut.

Semoga kita bisa mencintai orang-orang di sekitar kita dengan tulus. Menerima mereka apa adanya, bukan ada apanya...

Selasa, 23 Desember 2008

Cinta Tanpa Syarat...

Cinta adalah kata yang selalu indah sepanjang zaman. Sedap dipandang bagaikan bunga yang indah dan enak di dengar laksana lantunan lagu yang merdu.

Cinta bukanlah sekedar kata yang indah. Ia juga merupakan perasaan yang bisa membuat segalanya menjadi indah dan bisa membuat kita belajar dan bersyukur akan keberadaannya. Dalam Al-Quran surat ar-Ruum ayat 21 Allah bercerita tentang cinta dan menyebutnya sebagai tanda-tanda kebesan-Nya.

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa cinta (mawaddah) dan kasih sayang (rahmah). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.

Pada ayat ini Allah menggunakan kata mawaddah yang berarti cinta yaitu perbuatan-perbuatan untuk cinta berupa penghormatan, penghargaan, kata-kata yang baik dan kedekatan emosional. Selanjutnya dengan mawaddah itu kita akan menghasilkan rahmah, yaitu kasih sayang yang menjadi landasan cinta tak bersyarat, cinta yang tulus. Cinta tanpa syarat adalah cinta yang dibangun untuk cinta itu sendiri, bukan untuk memperoleh hasil dari cinta yang kita berikan.

Jika metode hubungan ini digunakan dalam lingkungan keluarga, maka akan terbentuk keluarga yang harmonis dan bahagia. Dan jika diterapkan dalam lingkugan sosial, maka akan terbangun sebuah hubungan sosial yang kokoh. Hubungan yang di bangun untuk hubungan itu sendiri, bukan untuk memperoleh hasil dari hubungan itu.

Senin, 08 Desember 2008

Bayar Harganya...

Ada sebuah pepatah Arab yang sering kita dengar, ‘Man jadda wajada’. Siapa yang bersungguh-sungguh melakukan sesuatu dia akan mendapatkannya. Artinya siapa yang mengnginkan sesuatu dan membayar ‘harganya’ dengan sebuah usaha kerja keras, kerja cerdas dan doa, insya Allah dia akan mendapatkannya. Ini adalah sebuah hukum alam atau sunnatullah.

Sean Covey dalam bukunya The 7 Habits of Higly Effective Teens menjelaskan tentang hal ini dengan sebuah kisah yang sarat makna. Konon ada seorang pemuda yang datang kepada Sokrates dan berkata, “saya ingin mengetahui segala yang bapak ketahui”.

“Kalau memang begitu keinginanmu”, kata Sokrates, “Ayo ikut aku ke sungai”.

Dengan penuh rasa ingin tahu, sang pemuda mengikuti Sokrates ke sebuah sungai. Ketika mereka sedang duduk di tepi sungai, tiba-tiba Sokrates berkata “coba lihat baik-baik sungai ini. Apa yang engkau lihat?”.

“Saya tidak melihat apa-apa”, kata sang pemuda.

“Lihatlah lebih dekat lagi”, kata Sokrates.

Ketika pemuda itu mencodongkan dirinya ke arah sungai, tiba-tiba Sokrates membenamkan kepala pemuda itu ke dalam air sungai. Pemuda itu meronta-ronta, namun cengkeraman Sokrates yang kuat membuat kepalanya tetap terendam. Ketika pemuda itu sudah tidak tahan lagi, barulah Sokrates menariknya dan membaringkannya di tepi sungai.

Sambil terbatuk-batuk dengan napas tersenggal, pemuda itu mengomel, “Bapak sudah gila ya? Mau membunuh saya ya?”

“Ketika kepalamu terbenam tadi, apa yang paling kamu inginkan?” tanya Sokrates.

“Ya mau bernapas-lah!” sentak sang pemuda.

“Jangan pernah keliru menganggap hikmat itu udah datang, anak muda”, kata Sokrates. “Kalau kamu memang sungguh ingin belajar seperti kamu ingin bernapas barusan, baru cari saya lagi ya”.

Ketika Siti Hajar menginginkan air untuk anaknya, Ismail, beliau tidak tidak berpangku tangan ataupun menyerah dengan keadaan alam yang tidak memungninkan. Siti Hajar ‘membayar harganya’ berlari dari bukit shafa ke bukit marwa berkali-kali. Tidak hanya berusaha mendapatkan air dengan berlari bolak-balik dari kedua bukit tersebut, tetapi beliau juga menyerahkan sepenuhnya kepada Allah, Sang penentu segala sesuatu. Peristiwa ini yang di kemudian hari dijadikan ritual ibadah haji. Kita bisa belajar dari peristiwa tersebut.

Intinya jelas. Tidak ada yang mudah dalam hidup ini. Semua ada harganya. Jadi kalau menginginkan sesuatu, bayar dulu harganya. Selanjutnya serahkan sepenuhnya kepada Allah yang menentukan hasilnya. Dengan demikian, kita bergerak sesuai dengan sunnatullah, sebuah gerakan yang sejalan dengan gerakan alam semesta...

Selasa, 25 November 2008

Salam...

Assalam alikum ya akhi ya ukhti..

Assalam alikum ya akhi ya ukhti..

Salam-salam hai saudaraku, semoga Allah merahmatimu..

Salam-salam wahai semua, semoga hidup jadi bahagia..

Mungkin untaian lagu ini tidak asing lagi di telinga kita. Ya, potongan lagu ini adalah lagu yang dilantunkan oleh seorang bekas roker indonesia, Opick. Lagu yang bagus, dengan arasemen musik minangkabau. Tetapi bagi saya, yang menarik bukan arasemennya atau syair lagunya, melainkan pesan yang ingin disampaikan oleh pencipta lagu memalui lagu ini, yaitu tentang salam.

Dalam tradisi islam, mengucapkan salam bukan hanya sekedar menyapa. Salam juga berarti doa sekaligus jaminan keamanan. Kata “assalaamu Alaikum warahmatullahi wa barakaatuh”, berati ”semoga Allah memberikan kesalamatan dan rahmat kepada anda”. Jadi, ketika kita mengucapkan salam kepada orang lain, itu artinya kita sedang mendoakan keselamatan dan curahan rahmat dari Allah untuk orang itu.

Jika ungkapan salam disampaikan dengan penuh kesadaran dan penuh keikhlasan, maka akan menghasilkan sebuah sinergi yang kuat dan saling menguntungkan. Sayang, kadangkala kita mengganti sapaan mesra dan penuh daya ini dengan dengan ungkapan selamat pagi atau yang lainnya. Atau ketika kita mengungkapannya dengan spontan, terburu-buru dan tanpa penghayatan. Akibatnya, ungkapan salam yang seharusnya penuh kekuatan dan rasa damai untuk orang lain menjadi seolah tanpa makna. Tidak meinggalkan bekas.

Mungkin kita menganggap salam sebagai rangkaian kata sederhana. Tetapi sebenarnya ungkapan salam dalam tradisi Islam merupakan suatu janji persaudaraan untuk saling memberi, membantu dan saling percaya. Ketika Rasulullah ditanya oleh seorang sahabatnya, “Perbuatan apakah yang baik dalam islam?” Beliau menjawab, “Sudi memberi makan dan salam kepada kepada orang yang kau kenal dan yang tidak kau kenal”.

Para generasi sebelum kita benar-benar memahami dan menerapkannya, dengan penuh kesadaran. Mereka menyadari bahwa ‘memberi’ dengan penuh keramahan, baik memberi makan atau memberi salam kepada orang lain adalah kata kunci dalam meraih kesuksesan.

Salam juga berarti ungkapan keramahan seseorang kepada orang lain. Adam Smith, yang dikenal sebagai bapak ekonomi, dalam bukunya The Wealth of Nations mengutip laporan perjalanan Doktor Pocock yang menjelaskan rahasia kesuksesan para pedagang Arab. Keberhasilan mereka, tulis Smith, terletak pada keramahan dan kemurahannya. Tepatnya, ia menulis, "ketika mereka memasuki sebuah kota, mereka mengundang orang-orang di jalan, baik kaya maupun miskin, untuk makan bersama dengan duduk bersila. Mereka memulai makan dengan mengucap bismillah dan mengakhirinya dengan ucapan hamdalah." (Adam Smith,Wealth of Nations [Oxford University Press,1993] hal.261,541).

So, salam yang diungkapkan dengan penuh keikhlasan dan keramahan akan menghasilkan sinergi yang kokoh, dan berujung pada kesuksesan.

Sabtu, 22 November 2008

Siapa yang Harus Berbenah?..

tidak jauh berbeda dengan di tahun 2007, pada tahun ini kita masih disibukkan dengan berbagai macam bencana Alam. Bencana-bencana tersebut tidak hanya terjadi di negeri kita, tapi juga di berbagai belahan dunia. Itulah sebabnya pada bulan Desember tahun lalu, diadakan konferensi yang membahas tentang pemanasan global.

Bencana alam seperti banjir, air laut pasang, longsor sampai dengan meluapnya sungai yang menghentakkan kita akhir-akhir ini memunculkan banyak pertantanyaan, siapa sebenarnya yang bertanggung jawab atas peristiwa-peristiwa ganjil tersebut? Apa penyebabnya? Pertanyaan yang menggelitik ini mengundang banyak komentator di negeri kita untuk menjawab. Tak sekedar menjawab, bahkan ada juga yang saling menyalahkan.

Mungkin tidak ada salahnya jika kita merenungkan apa yang dikatakan Allah dalam alQuran surat Ar-Ruum ayat 41 tentang hal ini.

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Jika kita mencoba menggunakan kaca mata alQuran dalam memandang masalah ini, maka penyebab kerusakan yang terjadi saat ini adalah kita sendiri. Banjir yang melanda, hutan yang gundul, satwa yang hampir punah, kerusuhan yang terjadi sampai kekacauan ekonomi, semua disebabkan oleh ulah sebagian kita yang terlalu tamak dan mengabaikan KESEIMBANGAN dalam hidup...

Rabu, 12 November 2008

Kun Kaizen

Apa yang Terjadi
Jika siang Terus-Menerus
Selama 200 Jam?


Apa yang terjadi jika bumi kita mengalami siang terus menerus selama 200 jam? Mungkin ini pertanyaan yang konyol. Tetapi jika kita mau berpikir sejenak tentang hal ini, maka akan keluar ungkapan rasa syukur dari bibir dan hati kita. Coba kita cermati hal ini. Sebagai contoh, di tempat tinggal saya sekarang, kota Palembang. Di pagi hari rata-rata suhunya adalah 26,60 C. Ketika siang menjelang, suhunya di atas 280 C. Puncaknya ketika siang, suhunya bisa mencapai di atas 290 C.

Ini berarti dalam kurun waktu setengah hari saja, panas udara di permukaan bumi bisa mencapai suhu yang demikian tinggi. Lalu, kira-kira apa yang terjadi jika matahari tidak bergeser ke arah barat, tetapi berada di atas terus-menerus?

Di perkirakan dalam 100 jam, air di sungai Lematang, sungai musi, sungai ogan dan air di sebagaian belahan bumi lainnya akan mendidih dan banyak dari air tersebut yang mulai menguap. Taman-taman yang indah dan hamparan pohon teh di Pagar Alam tidak akan tampak hijau lagi dan pohon yang rimbun berubah menjadi deretan pepohonan yang kering. Dan apa yang terjadi 100 jam kemudian jika matahari masih tetap belum bergeser ke arah barat? Diperkirakan seluruh air di permukaan bumi ini sudah habis menguap. Dan darah di tubuh kita juga ikut mendidih...


Dan Apa yang Terjadi
Jika Malam Terus Menerus
Selama 200 Jam?

Bagaimana jika terjadi malam terus menerus? Coba kita cermati. Suhu di padang pasir, Saudi Arabia misalnya. Suhu normal di daerah itu adalah 500 C Pada malam hari suhu udara bisa mencapai 140 C dan puncaknya terjadi pada pukul 24.00 sampai 02.00.

Apa yang terjadi 100 jam kemudian setelah suhu terendah itu terjadi? Jika matahari tidak pernah muncul lagi atau terjadi malam terus-menerus, maka suhu udara akan terus-menerus turun hingga mencapai 00 C, dimana air mulai membeku. Dan jika diteruskan 100 jam berikutnya, maka seluruh air di permukaan bumi ini akan membeku, termasuk cairan tubuh kita.

So, tidak ada yang tahan hidup di bumi jika terjadi siang terus menerus atau malam terus-menerus. Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan siang dan malam dan mengatur keduanya dengan penuh keseimbangan.

Semoga dua ayat alQuran berikut bisa menjadi renungan buat kita dan menjadikan kita selalu bersyukur atas segala karunia yang dilimpahkan oleh Allah kepada kita.

Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar?" (QS. 28:71)

Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?" (QS. 28:72)

Minggu, 09 November 2008

Yakin Pasti Sukses, Harus Dong!...

Iman atau keyakinan yang kuat akan mencipta keajaiban. Dengan iman, apa yg dipandang mustahil bisa diwujudkan. Dan orang yang bertindak atas nama iman, meskipun kemudian gagal mewujudkan impiannya, akan tetap tenang dan tak terganggu jiwanya. Dalam pandangan mereka “tidak ada kebaikan seberat atom-pun yang bakal dilalaikan Allah sebagai penghargaan atas niat baik mereka.”

Sebalikya, STRESS adalah buah yang akan terus dipetik bila seseorang menambatkan mimpi-mimpinya untuk tujuan dan ambisi duniawi semata. Berbeda bila keyakinannya dilandasi oleh motif-motif ukhrawi. Motif-motif yg menuntun seseorang yg disertai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa sepenuhnya kepada Sang Maha Kuasa.

Sebuah komposisi musik yang indah yg kita nikmati, pakaian cantik karya desainer terkenal, bangunan megah yg menarik hati, pada awalnya ada dalam imajinasi penciptanya. Kemudian dengan upaya dan kerja keras, waktu yang panjang dan hasrat yang menyala, pelan-pelan apa yang ada di alam maya tersebut diciptakan dalam dimensi fisik.

Tak heran, orang-orang besar yang terlahir, jika ditelusuri, semuanya memiliki imajinasi yang besar dalam hidupnya. Tak ada yg terbang menjelajahi dunia andai Orville Wilburg Wright tak meyakini mimpinya melayang seperti burung di angkasa dan konsisten mewujudkan imajinasi itu ke alam nyata.

Keyakinan yang kuat akan sampai pada tujuannya jika diikuti oleh sikap positif yg ditampakkan dalam bentuk usaha. Sikap positif diyakini akan menyerap energi alam yg bisa mendukung mencapai tujuan itu, inilah yg disebut sebagai MENTAL MAGNETIK!

Inilah yang terjadi pada Moammar Kaddafi. Ketika masih kanak-kanak dan menjadi gembala di Gurun pasir, ibunya selalu membisikkan kata-kata, “Kelak engkau akan menjadi pemimpin besar, Nak!”.. Kata-kata itu laksana mantra yg menebus alam bawah sadarnya. Dan pelan tapi pasti, terus diingat dan dibuktikannya ketika menjadi pemimpin tertinggi Libya. Khaddafi mungkin tak akan menjadi presiden Libya bila dari hari ke hari sumpah serapah yang mengerdilkan hati yang selalu ia terima dan kemudian ditransfer sebagai kekuatan negatif. Dan percaya atau tidak, sekali kita membiarkan energi negatif terus memenuhi alam bawah sadar dan kemudian mempercayainya, maka kekuatan negatif pula yang akan mendominasi dalam hidup kita.

Salah satu ayat alQuran berikut, bisa menjadi renungan buat kita agar tetap memiliki keyakinan yang kuat dan tetap bersikap positif dalam meraih kesuksesan.

“Sesungguhnya orang orang yg berkata ‘Tuhan kami adalah Allah,’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan Jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS 41:30)

Sabtu, 08 November 2008

Pesan dari Jantung

PESAN DARI JANTUNG

Kadang aktivitas keseharian kita menjadikan kita seperti mesin yang terus bergerak tanpa henti. Karenanya banyak hal-hal penting yang luput dari perhatian kita. Merasakan detak jantung misalnya. Mungkin sebagian dari kita menganggapnya hal sepele, tetapi sebagian orang menganggap tindakan ini penting dan merupakan “alarm” yang selalu mengingatkan mereka selama detakannya masih terasa.


Gerakan jantung yang memompa darah bukanlah gerakan kosong belaka, tanpa pesan dan tanpa makna. Jika kita mau berhenti dari aktivitas kita, diam sejenak dan berusaha merasakan degub jantung kita, maka akan terdengar bisikan. Detak jantung kita seolah berbisik “ Sungguh! Hidup ini hanyalah rentetan detik demi detik. Karena itu perbuatlah untuk dirimu sesuatu yang bermanfaat, bermakna dan dapat dikenang.”


Yap, hidup ini hanyalah rentetan detik demi detik, menit demi menit dan pergantian siang dan malam yang mengikuti perputaran bumi. So, adalah tindakan yang bijak jika kita berusaha menorehkan warna-warni yang indah berupa karya nyata yang bermanfaat dan dapat dikenang di antara rentetan detik-detik kehidupan kita.


Jika kita tidak mampu memberi warna yang baik dan indah dalam lembaran hidup kita, maka kita laksana mayat yang berjalan. Masih hidup, tetapi “mati”. Seperti yang dikatakan oleh sebagian orang:


Suatu kaum telah mati

Namun kemuliaan dan kebesaran mereka tidak mati

Dan suatu kaum masih hidup

Namun mereka telah mati di antara manusia


Untuk menjadikan hidup kita lebih bermakna, mungkin petuah Dr. Yusuf Qardawi berikut patut dijadikan renungan. Beliau mengatakan dalam syairnya:

Mereka berkata: kebahagian terdapat dalam kevakuman, kemalasan dan ketidakdinamisan...

Dengan sesuap nasi yang engkau miliki tanpa bekerja keras...

Dengan mengatakan apapun tanpa ada penolakan dan protes...

Berjalan bersama dengan tongkat yang selalu dituntun tanpa pernah menuntun..

Aku mengatakan sebaliknya,

Bahwa kehidupan adalah dinamika, bukan kevakuman dan kepasifan...

Dia adalah pergerakan dan perkembangan, bukan kejumudan dan kekerasan yang membatu...

Dia adalah perasaan akan kemenangan, bukan kemenangan yang tanpa usaha...

Dia adalah proses menikmati keletihan, bukan menikmati kemalasan...

Inilah kehidupan dan begitulah keadaannya, dari zaman Adam sampai zaman terbaru...

Jika engkau berjalan pada kevakuman, dengan demikian engkau sama dengan penghuni liang lahat...

Ternyata Bintang-Bintang itu adalah Matahari!...

Ternyata Bintang-Bintang itu Adalah Matahari!...


Ketika kanak-kanak dulu, saya senang sekali memandangi bintang di malam hari. Mungkin anda juga memiliki hobi yang sama seperti saya, senang berlama-lama memandangi bintang. Menikmati cahayanya yang indah sambil membayangkan cita-cita dan menghubungkannya dengan pesan orang tua dan guru kita: “gantunglah cita-citamu setinggi bintang di langit.”


Tetapi saat itu, kita belum pernah berpikir bahw
a ternyata bitang-bintang itu adalah matahari. Ya, dari hasil temuan para ilmuwan astronomi, bintang-bintang itu adalah matahari juga seperti matahari yang kita lihat ketika siang hari. Bahkan ukurannya banyak yang jauh lebih besar dari ukuran matahari di tatasurya kita. Yang terbesar ditemukan oleh ilmuwan astronomi adalah bintang Maucepe, ukurannya sekitar 1500 kali ukuran matahari di tatasurya kita (diameter matahari adalah 200 kali diameter bumi).


Tetapi, kok bintang-bintang itu kelihatan kecil ya? Karena jaraknya sangat jauh. Jarak bintang yang paling dekat dengan bumi bisa ditempuh dengan 8 tahun cahaya. Kalau 8 tahun cahaya, kira-kira berapa kilo meter ya? Coba kita hitung..

Kecepatan cahaya adalah: 300.000 km per detik.

Jika jaraknya 8 tahun cahaya, maka:

8 tahun x 365 hari x 24 jam x 60 menit x 60 detik x 300.000 km.

Hasilnya adalah 75.686.400.000.000 km atau lebih dari 75 triliun km.

Jika kita kesana, kira-kira butuh waktu berapa lama? Coba kita hitung... tergantung dari kendaraan yang kita gunakan. Jika kita menggunakan pesawat ulang-alik seperti Challenger atau Columbia yang berkecepatan 20.000 km per jam, maka kita akan sampai sekitar 428 tahun kemudian. Itu artinya kita membutuhkan 5 atau 6 gererasi untuk sampai ke bintang yang terdekat. Subhaanallah...

Itu baru jarak bintang yang terdekat. Lalu, berapa jarak gugusan bintang-bintang yang sering kita lihat itu? Ada yang jaraknya harus ditempuh 100 tahun cahaya, ada yang 1000 tahun cahaya dan yang paling jauh (untuk saat ini) ditemukan oleh ilmuwan Jepang, 10 miliard tahun cahaya. Waw... cahaya saja butuh 10 miliard tahun. Ternyata, usia kita tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kebesaran alam semesta.


Hal lain yang belum terpikir bagi saya ketika kanak-kanak adalah ternyata semua yang ada di alam semesta ini melakukan IBADAH dengan melakukan gerakan sesuai dengan hukum tertentu. Gerakan-gerakan tersebut dilakukan dengan penuh keseimbangan, patuh dengan dengan sebuah ketentuan.


Semua melakukan gerakan, dari yang terkecil sampai yang terbesar. Elektron misalnya. Sebagai partikel elementer, ia tidak pernah berhenti berputar pada dirinya sendiri. Jika ia berada di dalam atom, ia akan terus bergerak mengelilingi pusat atom. Atom-atom itu akan membentuk sistem yang lebih besar yang dinamakan melekul. Melekul inilah yang kemudian membentuk unsur-unsur ataupun senyawa berupa benda-benda yang tersebar di alam raya.


Seperti elektron, bumi juga berputar mengelilin
gi dirinya atau berotasi. Bumi juga berputar mengelilingi matahari seperti elektron mengelilingi pusat atom. Begitu juga dengan matahari, melakukan gerakan. Setiap matahari yang dikelilingi oleh sejumlah planet, juga bergerak mengelilingi pusat galaksi. Galaksi yang kita tempati adalah galaksi Bimasakti. Pusat galaksi dikelilingi oleh sekitar 100 miliard matahari dan ratusan miliard planet.


Demikian pula, galaksi-galaksi itu ternyata berputar mengelilingi pusat superkluster. Superkluster adalah kumpulan galaksi-galaksi yang sekitar 100 miliard galaksi. Dalam sebuah super kluster terdapat sekitar 10.000 miliard matahari dan triliunan planet. Semuanya bergerak mengelilingi pusatnya. Dan sampai kini, belum diketahui batas alam semesta ini. Tetapi diyakini, setiap benda melakukan gerakan melingkar mengelilingi pusat alam semesta yang entah dimana tempatnya.


Ternyata planet bumi yang kita tinggali ini tidak ada apa-apanya. Bumi hanya bagaikan sebutir debu di hamparan “padang pasir” alam semesta. Di atas bumi yang bagaikan debu itulah miliaran manusia tinggal dengan berbagai aktivitas dan kesombongannya. Maasyaa’allah..... ternyata kita begitu kecil ya, dan luar biasa Dahsyat Sang Maha Perkasa, Allah Subhaanahu Wa Ta’ala.


Mungkin ayat 190-191 dalam surat Ali Imran bisa menjadi renungan buat kita.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka..

Rabu, 05 November 2008

BERGERAK ITU INDAH


Semuanya bergerak, kecuali yang tersingkir. Bumi yag sehari-hari kita lihat sepertinya diam, sebenarnya bergerak. Berputar pada porosnya dan mengelilingi matahari. Semua yang ada di alam raya ini, dari dari benda yang terkecil seperti atom sampai yang terbesar seperti matahari, semuanya melakukan pergerakan.


Di beberapa ayat dalam alQuran, dikatakan bahwa semua yang ada di alam raya ini bertasbih kepada Sang Maha Kuasa, Allah subhaanahu wa ta’ala. Tasbih bisa artikan sebagai ungkapan kekaguman kepada sesuatu yang dasyat. Dari kekaguman itu akan lahir perasaan takjub dan kepatuhan. Pergerakan semua benda di alam raya ini dapat diartikan sebagai bentuk pengabdian kepada Sang Maha Kuasa. Karena semuanya bergerak dengan sangat teratur, sesuai dengan hukum tertentu.


Sebagai makhluk yang diberikan akal, selayaknya kita belajar dari pergerakan benda-benda tersebut. Semoga pergerakan yang kita lakukan akan selalu mengantarkan kita ke arah yang lebih baik dan selalu mendatangkan banyak manfaat untuk diri kita, orang lain dan lingkungan sekitar kita.


Ada baiknya jika kita menyimak syair dari imam syafi’i berikut.


Orang yang pandai tidak akan menetap di suatu tempat

Untuk mendapatkan ketenangan,

tinggalkanlah negerimu dan pergilah...

Berangkatlah, niscaya engkau akan

mendapatkan ganti untuk semua

yg engkau tinggalkan...

Bersusahpayahlah,

sebab kenikmtan hidup

hanya ada dalam bersusah payah...

Aku melihat bahwa

berhentinya air akan merusaknya

Ketika mengalir dia menjadi jernih

&ketika berhenti dia menjadi buruk...

Singa kalau tidak meninggalkan hutan

Dia tidak akam mendapatkan mangsanya

Sebagaimana anak panah

Ketika tidak meningggalkan busurnya

Tidak akan mengenai sasaran...

Dan matahari, andai dia

Tetap berada di ufuk timur,

Orang-orang akan menjadi bosan,

Baik orang arab ataupun orang asing...

Biji emas yang belum diolah

Sama dengan debu ditempatnya,

Sebagaimana ranting kecil diatas tanah

Akan menjadi kayu bakar..

Maka ketika dia berangkat,

Dia akn mulia seperti bernilainya emas...

Minggu, 02 November 2008

Tidak ada yang sia-sia. Semuanya memiliki makna. Kegembiraan yang kita rasakan ataupun masalah yang kadang menghiasi langkah kita, smuanya memiliki makna jika dilihat dengan cara pandang yang lebih bijak.