Jumat, 16 Januari 2009

Gunung Dempo, Pagaralam

Gunung Dempo-pun Berseru...

Pada pertengahan tahun lalu (2008), saya sempat ke kota Pagar Alam, salah satu kota yang sejuk dan indah di sumatera selatan. Saya begitu terpesona dengan keindahan pemandangan disana.

Pemandangan alamnya akan semakin mempesona ketika kita berada di perkebunan teh, di gunung dempo. Di tempat ini, kemanapun kita memandang, yang tampak hanyalah keindahan, keindahan dan hanya keindahan.

Jika kita mengarahkan pandangan kita ke arah samping ataupun ke depan dan belakang, mata kita akan dimanjakan oleh indahnya dedaunan teh yang hijau, menyegarkan. Ketika kita mengarahkan pandangan kita ke arah gunung Dempo, yang tampak adalah kekokohan. Allah memang Maha Baik. Ia telah memancangkan gunung Dempo untuk menjaga melubernya lahar dari perut bumi.

Dan ketika kita tengadahkan pandangan kita ke atas, akan tampak langit yang kokoh dan awan-awan cantik yang bergerak perlahan seolah melakukan tarian yang indah.

Semua pemandangan indah nan mempesona tersebut seolah berbisik, “Kami tak diciptakan dengan sia-sia, kami memiliki makna.” Hamparan tumbuhan teh yang hijau seolah berbisik, “Perhatikanlah bagaimana Allah menghamparkan-ku.” Gunung Dempo-pun seolah berseru, “Perhatikanlah bagaimana Allah mengokohkan-ku!.” Begitu pula dengan langit, ia seolah bertutur, “Tidakkah kau perhatikan bagaimana Allah meninggikan-ku?”

Bisikan, seruan dan tutur tersebut mengingatkanku pada potongan beberapa ayat dalam alQuran,

Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia diciptakan?

Dan Langit, bagaimana ia ditinggikan?

Dan gunung, bagaimana ia ditegakkan?

Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan?

(QS. Surat ke 88: 17-20)


Duhai Rabb....

Karuniakanlah kepadaku kemampuan tuk slalu memperhatikan,

Tidak sekedar melihat,

Agar ku dapat merangkai makna dari segala yang Engkau ciptakan....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar